12.27.2008

3 Doa 3 Cinta, sebuah catatan sang santri


Film ini mengingatkan saya pada kehidupan pesantren dulu, meskipun hanya sebentar numpang tinggal ditempatnya pak kiyai kehidupan santri serta tetek bengeknya banyak saya ketahui dan saya alami. Kehidupan santri sungguh unik, beda dengan kehidupan pelajar-pelajar lain atau bahkan masyarakat luar kebanyakan.

Sebelum melanjutkan pendidikan di pesantren, dulu ketika guru saya menanyakan "kamu mau melanjutkan kemana?" saya malu-malu bahkan gengsi mengatakan "Mondok" temen-temen juga mermehkan. Berbeda dengan temen saya yang lain dengan bangganya mengatakan "Saya mau lanjut di SMAN 1" yang pada waktu itu merupakan sekolah unggulan dan faforit. Mungkin itu sebuah gambaran betapa pendidikan Pesantren tidak mendapat tempat dihati pemuda dan masyarakat selama ini. 

Hal yang melatar belakangi tersebut adalah sebuah persepsi yan menempatkan Pesantren dan Santri dengan sebuah keterbelakangan, kuno dan bahkan kolot. Memang sebagai santri saya tidak menyalahkan hal tersebut, namun tidak bisa dibenarkan jika santri diidentikan dengan sebuah kelatar belakangan. 

Ada banyak macam peantren, ada yang salafy, ada yang Modern dan ada yang memadukan antara keduanya. Memang kebanyakan pesantren yang dipimpin oleh seorang kiyai adalah otoritatif, semuanya apa kata pak kiyai, istilah " sendiko dauwh pak kiyai" termasuk pengelolaan dan sistem yang diinginkan oleh pimpinan pondok, mau yang salaf, modern atau memadukan keduanya. Oleh karenanya muncul corak dan khas yang sangat berbeda antara pesantren yang satu dengan yang lainnya. semisal Sidogri dengan kesalafiyahannya, Gontor dengan kemodernannya, atau Buduran, Sidoarjo dengan salafy dan modernnya. 

Kembali pada Film 3 Doa dan 3 Cinta perlu dicatat bahwa itu hanya sekelumit dari kehidupan santri yang ada di salah satu pondok dengan salah satu sistem dari sekian banyak yang ada, bukan berarti itu menjadi gambaran utuh tentang santri atau kiyai. 

Satu hal menurut pendapat saya yang tidak bisa ditemukan dalam kehidupan luar pesantren, yaitu sistem pendidikan yang sangat bagus dari pada sistem pendidikan nonPesantren, FULLDAY SCHOOL adalah sistem yang banyak ditiru oleh pendidikan nonPesantren. Dan semangat belajar yang laur biasa yang tidak bisa saya dapatkan setelah keluar dari pesantren. 

"Saya Bangga jadi Santri" InsyaAllah akan saya tulis pada posting berikutnya. 

1 komentar: